Berita Desa
Temukan informasi terbaru seputar kegiatan, pengumuman resmi, dan perkembangan terkini di Desa Menur. Semua berita disampaikan langsung oleh Pemerintah Desa sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan informasi bagi masyarakat.

PROGRAM KERJA KKN-T UNDIP TIM 62 KELOMPOK B PEMAKSIMALAN HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI MELALUI DETEKSI PH: EDUKASI SISWA SMAN 1 MRANGGEN DAN PUBLIKASI SOSIAL MEDIA.
7 Agustus 2025
Pengelolaan tanah secara optimal merupakan langkah penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu indikator penting yang sering kali kurang diperhatikan petani adalah nilai pH tanah. Nilai pH mencerminkan tingkat keasaman atau kebasaan tanah yang memengaruhi ketersediaan unsur hara dan aktivitas mikroorganisme tanah. Dalam rangka meningkatkan kesadaran serta pemahaman tentang pentingnya pH tanah, dilakukan kegiatan edukatif berupa praktikum penggunaan kertas lakmus untuk deteksi pH oleh siswa SMAN 1 Mranggen.

Atasi Hama Burung, Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Bawa Solusi Teknologi Speaker Sensor Tenaga Surya ke Desa Menur
7 Agustus 2025
Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian bagi sebagian besar masyarakat di Desa Menur. Hal tersebut karena petani merupakan pekerjaan mayoritas sekaligus pekerjaan yang telah diwariskan secara turun temurun. Oleh karena itu, bertani sangat berpengaruh dari segi ekonomi, budaya, bahkan keberlangsungan sosial masyarakat. Hasil pertanian seperti padi dan jagung menjadi komoditas utama yang dibudidayakan oleh warga Desa Menur. Dengan demikian, keberhasilan saat musim tanam dan panen sangat menentukan kesejahteraan para petani dan keluarganya.
Dalam praktiknya, dalam dunia pertanian tidak terlepas dari berbagai tantangan maupun permasalahan, Hama merupakan masalah umum yang dihadapi bagi para petani. Berdasarkan wawancara para petani di Desa Menur, burung adalah hama yang paling mengganggu dan sulit diatasi. Banyaknya burung yang menyerang lahan pertanian, terutama saat menjelang masa panen dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Tanaman yang sudah siap untuk panen, padi yang telah menguning, merupakan sasaran utama kawanan burung. Serangan hama burung tersebut dapat mengakibatkan penurunan hasil panen bahkan merusak lahan yang sangat merugikan petani apabila tidak segera diatasi.

Dari Budaya hingga Teknologi: Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Siswa SMA 1 MRANGGEN Memahami Ketahanan Pangan dari Berbagai Perspektif
7 Agustus 2025
Mranggen, 15 Juli 2025 - Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan edukatif bertema ketahanan pangan di SMA Negeri 1 Mranggen, Demak. Kegiatan ini menjadi bagian dari program multidisiplin yang melibatkan kolaborasi mahasiswa dari berbagai jurusan untuk menyampaikan isu Ketahanan Pangan secara komprehensif kepada siswa.
Sejak awal Juli, sebanyak 12 mahasiswa dari rumpun Soshum dan Saintek terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memperkenalkan ketahanan pangan secara menyeluruh baik dari sisi budaya, sejarah, maupun ilmu alam.
Salah satu kegiatan unggulan adalah sesi mengajar kolaboratif di ruang kelas, yang mengangkat tema “Ketahanan Pangan.” Dalam kegiatan ini, mahasiswa dari rumpun Soshum melakukan diskusi interaktif seputar budaya bertani, sejarah pertanian lokal, dan peran petani dalam menjaga keberlanjutan pangan. Diskusi interaktif tidak berangkat tanpa alasan. Selain bertujuan untuk menambah wawasan, mahasiswa KKN juga bertujuan mendorong keberanian siswa untuk berbicara di depan umum, mengemukakan pendapat, serta melatih kemampuan berpikir kritis dalam memahami persoalan pertanian dari berbagai sudut pandang. Sementara itu, mahasiswa dari rumpun Saintek membahas aspek teknis seperti teknologi pertanian, manfaat nanosilika, hingga tantangan produksi pangan di masa depan. Dilakukan pula sesi pemaparan peta penggunaan lahan Desa Menur, Mranggen, Demak. Siswa diajak untuk mengenali potensi serta sebaran lahan produktif di sekitar mereka, sekaligus memahami hubungan antara pemanfaatan ruang dan upaya menjaga ketahanan pangan.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah dan siswa. Mereka mengaku mendapatkan perspektif baru tentang pertanian yang selama ini hanya dipahami secara praktis. Dengan pendekatan lintas disiplin ilmu, tim KKN berharap materi yang disampaikan mampu membuka wawasan generasi muda tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan, baik dari sisi teknologi maupun nilai-nilai sosial budaya.
Kegiatan KKN di SMA Negeri 1 Mranggen ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya dalam membangun kesadaran generasi muda terhadap pentingnya ketahanan pangan. Universitas Diponegoro berkomitmen untuk terus mendorong keterlibatan mahasiswa dalam pengembangan masyarakat melalui program-program KKN yang inovatif, edukatif, dan relevan dengan kebutuhan lokal.

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Kembangkan Alat Penanam Jagung Efisien di Desa Menur
5 Agustus 2025
Mranggen, 26 Juli 2025 — Inovasi teknologi pertanian kini semakin menjangkau wilayah pedesaan, salah satunya melalui alat penanam jagung manual yang diperkenalkan di Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Alat ini hadir sebagai solusi atas tantangan efisiensi dan ketergantungan terhadap tenaga kerja dalam proses penanaman jagung.
Mahasiswa KKN Tim 62 Kelompok B Universitas Diponegoro turut membantu dalam kegiatan penanaman jagung bersama kelompok tani setempat. Selama kegiatan berlangsung, kami mengidentifikasi kebutuhan akan alat bantu tanam yang lebih praktis dan efisien. Menanggapi hal tersebut, tim KKN mengembangkan alat penanam jagung manual yang mampu mempercepat proses tanam dengan akurasi jarak antar benih yang seragam, serta mengurangi beban fisik petani.
Alat ini tidak memerlukan bahan bakar atau listrik, sehingga selain hemat biaya operasional, juga mendukung prinsip pertanian ramah lingkungan. Uji coba di lahan pertanian Desa Menur menunjukkan hasil signifikan: waktu tanam di lahan seluas satu hektar dapat dipangkas hingga kurang dari dua jam, dengan susunan tanam yang lebih teratur.
Konsistensi jarak tanam yang dihasilkan turut menunjang pertumbuhan jagung secara optimal, karena tanaman tidak saling berebut nutrisi, cahaya, dan ruang tumbuh. Hasil panen pun diproyeksikan meningkat. Selain itu, penggunaan alat ini tidak menimbulkan polusi udara, mendukung kualitas lingkungan yang tetap terjaga.
Pengurus RT, RW, dan para petani menyambut baik inovasi ini. Mereka menilai alat tanam sederhana namun efektif ini sebagai jembatan antara metode bertani tradisional dengan tuntutan modernisasi yang berkelanjutan. Inovasi seperti ini dinilai sangat relevan untuk mendukung petani kecil dan menengah dalam meningkatkan produktivitas secara mandiri.
Di tengah meningkatnya kebutuhan pangan nasional dan kerusakan lingkungan, penggunaan alat penanam jagung menjadi cara nyata untuk membantu mewujudkan pertanian yang lebih produktif dan ramah lingkungan. Diharapkan, inovasi ini dapat terus dikembangkan, didukung oleh sinergi antara petani, akademisi, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh dan maju.

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Gelar Edukasi 5R untuk Optimalisasi Gudang Pertanian di Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak
5 Agustus 2025
Mranggen, 8 Juli 2025 - Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa dari Universitas Diponegoro melaksanakan serangkaian kegiatan di Desa Menur yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat setempat melalui ketahanan pangan padi dan jagung.
Sejak awal bulan Juli, sebanyak 12 mahasiswa dari berbagai program studi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memperkenalkan ketahanan pangan secara menyeluruh baik dari sisi budaya, sejarah, maupun ilmu alam.
Salah satu kegiatan unggulan yang dilaksanakan adalah “Optimalisasi Gudang Pertanian melalui Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)”. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif kelompok tani dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja petani dan kualitas hasil pertanian padi dan jagung. Potensi desa cukup menjanjikan, di mana petani sudah memiliki gudang dan alat pertanian sendiri serta kelompok tani yang aktif. Bahkan, para petani mulai terbuka terhadap penggunaan pupuk atau pestisida berbasis teknologi nano, sehingga semangat untuk meningkatkan kualitas hasil tani semakin besar. Namun, sistem kerja petani dinilai masih bisa ditingkatkan efisiensinya, khususnya dalam pengelolaan gudang dan penyimpanan alat pertanian. Permasalahan yang ditemukan meliputi penataan gudang yang belum optimal, alat pertanian berceceran sehingga menyulitkan petani saat mencari peralatan, serta belum adanya sistem dokumentasi atau konsep perbaikan berkelanjutan.

Dukung Petani Lokal, Tim KKN Undip 62 Angkat Isu Ketahanan Pangan di Mranggen
5 Agustus 2025
26 Juli 2025 - Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Tujuannya untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses yang cukup, aman, dan bergizi terhadap pangan demi kehidupan yang sehat dan aman. Dalam konteks ini, ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada keberlangsungan produksi pertanian yang sehat dan berkompetitif.
Desa Menur terletak di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan lokal. Dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani, desa ini memiliki potensi besar dalam produksi tanaman pangan, khususnya padi sebagai komoditas utama, dan jagung sebagai tanaman tambahan. Namun, potensi ini juga dibayangi oleh berbagai permasalahan klasik yang kerap menghambat produktivitas pertanian, terutama serangan hama dan penyakit tanaman. Hal inilah yang melatar belakangi Tim 62 KKN IDBU Universitas Diponegoro (Undip) Kelompok C untuk mengangkat tema ketahanan pangan sebagai fokus utama program pengabdian mereka.
Kegiatan KKN ini didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Bapak Zaenal Arifin, S.Si., M.Si., F.Med., dari Fakultas Sains dan Matematika Undip. Di bawah bimbingan beliau, Tim KKN melakukan serangkaian kegiatan pengumpulan data dan edukasi berbasis kebutuhan lapangan. Salah satu kegiatan utama adalah melakukan wawancara semi-terstruktur kepada seluruh petani di RW 03 Desa Menur, untuk memetakan potensi, tantangan, serta kebutuhan dalam budidaya tanaman pangan.
Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa seluruh petani di RW 03 mengandalkan pupuk bersubsidi dari pemerintah, terutama jenis Urea dan Phonska. Petani sudah cukup terbiasa dengan penggunaannya dan merasa sangat terbantu dari sisi ekonomi. Namun, para petani juga mengungkapkan sejumlah tantangan besar yang menghambat produktivitas. Di antaranya adalah serangan hama walang sangit, yang menyerang malai padi dan menyebabkan bulir gabah menjadi hampa. Hama wereng, yang juga menjadi perhatian serius, dikenal sebagai vektor penyebaran virus tungro yang dapat merusak lahan secara luas. Selain itu, burung pipit yang menyerang menjelang panen serta jamur yang berkembang saat musim hujan, menyebabkan penyakit tanaman seperti blas dan hawar daun.
Respon masyarakat terhadap kegiatan ini sangat positif. Para petani menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan program seperti pelatihan pengendalian hama terpadu dan penggunaan pupuk yang lebih efektif. Mereka mengapresiasi pendekatan partisipatif dari Tim KKN yang benar-benar melibatkan petani sebagai subjek utama dalam pengambilan data dan diskusi solusi.
Hasil dari kegiatan ini, Tim 62 KKN IDBU Kelompok C Undip membuat dan mendistribusikan infografis edukatif dan poster pertanian. Selain itu, mereka juga ikut serta dalam proses penanaman padi dan jagung, pemberian Pupuk Nanosilika kepada para petani di RW 03. Pupuk ini dipilih karena kandungan silika yang dapat membantu memperkuat jaringan tanaman, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta meningkatkan pertumbuhan yang lebih sehat. Sehingga beberapa petani mulai mencoba mengaplikasikan pupuk ini secara langsung di lahan mereka sebagai bentuk eksperimen awal.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan petani, program ini diharapkan mampu mendorong petani RW 03 Desa Menur untuk lebih siap menghadapi tantangan pertanian, meningkatkan hasil panen, dan ikut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh di tingkat lokal maupun nasional.

Optimalisasi Limbah Jagung dalam Perspektif Statistik
5 Agustus 2025
Berangkat dari minimnya pendataan valid mengenai kemana larinya limbah jagung yang dihasilkan oleh petani di RW 1 Desa Menur, Mahasiswa anggota Tim KKN-T 62 Undip, Rafiqa, memanfaatkan adanya potensi tersebut dengan berbekal ilmu statistika yang didapat selama berkuliah. Penerapan program kerja monodisiplin Rafiqa dengan judul “Optimalisasi Limbah Jagung dalam Perspektif Statistik” menyasar kelompok tani dari RW 1 Desa Menur, dan pemerataan pengumpulan data dengan survei hasil limbah jagung dari RT 1 hingga RT 7 dengan jumlah 25 petani total. Data berupa frekuensi panen jagung, bagian dari hasil tani jagung yang berpotensi menjadi limbah, serta cara pengelolaan yang umum dilakukan oleh petani RW 1 Desa Menur menghasilkan luaran berupa infografis yang informatif, serta bertujuan meningkatkan motivasi petani di RW 1 Desa Menur untuk kemudian bisa memanfaatkan limbah jagung menjadi lebih berguna.
Dalam infografis yang disusun, terdapat 3 data utama yang perlu diperhatikan. Sebanyak 72% responden petani dapat melakukan panen jagung sebanyak lebih dari 2 kali dalam satu tahun. Dengan luasan sawah masing-masing petani rata-rata seluas 1500 m2, panenan ini tentunya memiliki limbah yang cukup banyak. Bagian jagung yang paling banyak juga dihasilkan dari batang jagung. Dalam infografisnya juga dijelaskan bahwa rata-rata petani hanya membakar limbah jagung yang dihasilkan. Yang mana, hal ini juga tidak bersifat ramah lingkungan atau eco-friendly. Tentunya terdapat beberapa faktor juga yang menyebabkan kurangnya optimalisasi limbah hasil tani jagung,seperti; kurangnya pengetahuan mengenai pengolahan limbah jagung, belum terciptanya insentif atau program daur ulang, kebiasaan yang sudah turun-temurun, serta minimnya sosialisasi dampak pembakaran limbah jagung terhadap lingkungan.
Penulis: Almirah Azaria

Survei Produktivitas dan Efisiensi Usaha Tani Padi dan Jagung di Desa Menur
5 Agustus 2025
Masih bersinggungan dengan pelaksanaan program kerja milik Rafiqa, hasil survei oleh Dika yang juga merupakan Mahasiswa Statistika memiliki judul “Survei Produktivitas dan Efisiensi Usaha Tani Padi dan Jagung di Desa Menur” tujuan yang serupa, yaitu mengumpulkan dan menganalisis data produktivitas serta efisiensi biaya usaha tani padi dan jagung dari para petani di RW 1 Desa Menur
Dari hasil survei yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis terhadap keuntungan atau kerugian yang diperoleh petani pada musim tanam terakhir. Hasil survei ini dapat menjadi dasar untuk evaluasi dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan efisiensi dan pendapatan petani di masa mendatang.
Terdapat beberapa temuan yang didapat oleh Dika mengenai usaha tani padi dan jagung, seperti penggunaan bibit padi yang digunakan rata-rata adalah Inpari 32 dan IR 64, bibit jagung rata-rata menggunakan NK 212, pupuk yang digunakan rata-rata Pupuk Urea dan NPK Phonska, rata-rata hasil panen di angka 5 hingga 10 kwintal.
Hasil temuan tersebut dituangkan Dika melalui luaran poster yang bertujuan untuk memberikan informasi serta bahan evaluasi petani RW 1 untuk terus berkembang.

Ajak Peduli Pilah Sampah, Emang Bisa Jadi Cuan?
4 Agustus 2025
Semarang, 6 Juli 2025 - Permasalahan mengenai sampah masih menjadi salah satu fokus utama yang perlu diperhatikan serta dicari solusinya. Berbagai macam jenis sampah seperti hasil industrial maupun hasil rumah tangga menjadi fokus utama dalam permasalahan sampah di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2022, disebutkan bahwa penyumbang terbesar sampah jika dilihat dari sumbernya, sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar sebanyak 39,62%.
Sebagai penyumbang sampah terbesar berdasarkan sumbernya, sampah rumah tangga memiliki jenis sampah yang cukup banyak dan terkadang sulit untuk dipilah. Banyaknya jenis sampah seperti sisa makanan, plastik, logam, kain, karet, kardus, kaca, dan lainnya memiliki potensi yang sangat besar apabila dipilah secara bijak. Berdasarkan urgensi tersebut, pengelolaan sampah rumah tangga dengan gerakan memilah sampah berpotensi menambah nilai ekonomi rumah tangga. Memilah sampah dilakukan dengan mengidentifikasi jenis sampah yang akan dibuang. Jenis sampah dapat dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Berbicara soal potensi memilah sampah, banyak keuntungan yang bisa didapat. Seperti dapat menjadikan setiap jenis sampah yang dipilah untuk didaur ulang. Sehingga, sampah yang dianggap tidak berharga, kini dapat memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Mahasiswa KKNT-62 Undip Jalankan Sosialisasi Ajak Siswa Madrasah Diniyah Desa Menur Mranggen Mengenali dan Mengelola Emosi
4 Agustus 2025
Semarang, 30 Juni 2025 - Mahasiswa Kelompok A KKNT-62 Undip jalankan sosialisasi bertema Kesehatan Mental dengan judul “Sekolah Emosi: Belajar Mengenal dan Mengelola Perasaan”. Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh 15 siswa Madrasah Diniyah Desa Menur. Disusun oleh mahasiswa jurusan Sosial Humaniora dari Universitas Diponegoro, sosialisasi ini berisikan edukasi mengenai pentingnya mengungkapkan serta mengelola perasaan.
Siswa-siswi yang mengikuti sosialisasi Sekolah Emosi dipaparkan materi tentang pengertian Emotional Intellegence atau Kecerdasan Emosional, tujuan, serta strategi mengatasi emosi negatif oleh Mahasiswa Ilmu Psikologi Universitas Diponegoro. Paparan materi tersebut juga diimbangi oleh Quiz interaktif yang meningkatkan antusiasme, serta berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan sosialisasi yang dilaksanakan.
Farokah selaku Tenaga Kependidikan MTs Menur Rohmaniyyah menyatakan dukungan penuh atas sosialisasi yang dilakukan oleh Mahasiswa KKNT-62 Undip. Pada saat sosialisasi berlangsung, diungkapkan bahwa pengajaran mengenai pengenalan emosional siswa-siswa setingkat Sekolah Dasar masih belum diajarkan serta dikembangkan dengan baik.
Dengan dilaksanakannya sosialisasi ini, siswa-siswi Sekolah Dasar di Desa Menur mampu mengenal dan memiliki kecerdasan emosional sejak dini. Hal ini dibuktikan melalui hasil post-test survey yang diisi oleh siswa-siswi yang memiliki pemahaman baru setelah pemaparan materi berlangsung.
Penulis: Almirah Azaria