Logo Desa Menur

Desa Menur

Website Resmi Pemerintah Desa Menur

Berita Desa

Temukan informasi terbaru seputar kegiatan, pengumuman resmi, dan perkembangan terkini di Desa Menur. Semua berita disampaikan langsung oleh Pemerintah Desa sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan informasi bagi masyarakat.

Pemetaan Spasial Dukung Pengelolaan Lahan Pertanian Berbasis Edukasi di Desa Menur, Mranggen, Demak

Pemetaan Spasial Dukung Pengelolaan Lahan Pertanian Berbasis Edukasi di Desa Menur, Mranggen, Demak

18 Agustus 2025

Desa Menur merupakan salah satu desa di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, dengan karakteristik wilayah yang dominan agraris. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan sawah dan ladang yang produktif. Desa ini terletak di bagian barat Kabupaten Demak dan berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Letaknya yang strategis membuat akses ke berbagai fasilitas dan wilayah penunjang menjadi lebih mudah. Kondisi geografis ini mendukung aktivitas pertanian sebagai bagian penting dari kehidupan Masyarakat.

Masyarakat Desa Menur memanfaatkan lahan pertanian untuk berbagai keperluan, terutama untuk produksi pangan rumah tangga dan komersial. Komoditas yang paling banyak dibudidayakan adalah padi dan jagung, yang ditanam secara musiman. Aktivitas ini menjadi bagian dari sistem pertanian keluarga yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Lahan pertanian memiliki peran vital tidak hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga ketahanan pangan lokal. Namun, seiring dengan perkembangan wilayah sekitar, muncul tantangan baru dalam pengelolaan lahan yang berkelanjutan.

Alih fungsi lahan, perubahan iklim, dan kurangnya kesadaran spasial menjadi beberapa tantangan utama yang dihadapi masyarakat. Banyak generasi muda yang belum memiliki pemahaman mendalam mengenai pentingnya tata guna lahan yang berkelanjutan. Rendahnya literasi spasial menyebabkan kurangnya perhatian terhadap distribusi dan pemanfaatan ruang desa secara optimal. Padahal, pengetahuan tentang kondisi lahan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan untuk masa depan pertanian. Untuk itu, pendekatan edukatif dan partisipatif sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.

Melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IDBU Tahun 2025, Tim 62 Kelompok B Universitas Diponegoro hadir di Desa Menur dengan mengangkat tema ketahanan pangan. Program ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan lahan pertanian secara berkelanjutan melalui pendekatan yang melibatkan masyarakat. Salah satu fokus kegiatan adalah peningkatan literasi spasial bagi pelajar dan warga setempat. Edukasi ini dilakukan melalui pengenalan peta dan fungsi spasial dalam konteks pertanian desa. Pelibatan generasi muda diharapkan dapat membentuk agen perubahan dalam pemanfaatan ruang desa ke depan.

Sebagai salah satu output program kerja, tim menyusun peta penggunaan lahan pertanian di Desa Menur. Peta ini menggambarkan distribusi lahan agrisawah, agriladang, permukiman, dan elemen lainnya secara visual. Proses penyusunan dilakukan dengan mengacu pada data spasial seperti Peta Rupa Bumi Indonesia dan OpenStreetMap, serta observasi langsung di lapangan. Pemetaan ini juga menjadi media pembelajaran praktis dalam mengenalkan pentingnya tata ruang kepada masyarakat, khususnya pelajar. Dengan peta ini, informasi tentang potensi lahan menjadi lebih mudah dipahami dan dimanfaatkan secara tepat.

Peta yang dihasilkan tidak hanya menjadi dokumentasi visual, tetapi juga alat strategis dalam mendukung program ketahanan pangan desa. Melalui pendekatan partisipatif, masyarakat dilibatkan dalam proses identifikasi dan verifikasi langsung di lapangan. Hal ini menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap pemanfaatan ruang yang ada. Ke depan, diharapkan hasil pemetaan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah desa, sekolah, dan masyarakat umum sebagai bahan perencanaan pembangunan berbasis potensi lokal. Dengan demikian, upaya menuju desa yang mandiri dan berkelanjutan dapat diwujudkan secara bersama-sama.

Sosialisasi Inovasi Pertanian: KKNT UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Perkenalkan Pupuk Nanosilika Mestaku di Desa Menur

Sosialisasi Inovasi Pertanian: KKNT UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Perkenalkan Pupuk Nanosilika Mestaku di Desa Menur

18 Agustus 2025

Pada hari Rabu, 9 Juli 2025, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Semarang Tim 62 Kelompok B melaksanakan kegiatan pengenalan dan pembagian pupuk nanosilika kepada kelompok tani dan masyarakat di RW 02, Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja unggulan KKN Undip dalam memperkenalkan teknologi pertanian ramah lingkungan berbasis nanoteknologi kepada masyarakat desa.

 

Pupuk Nanosilika Mestaku merupakan pupuk berbasis nanoteknologi yang diformulasikan khusus untuk memberikan nutrisi silika dalam ukuran partikel <10 nanometer, sehingga sangat mudah diserap oleh tanaman. Pupuk ini dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, serta mendukung pertanian berkelanjutan yang hemat biaya dan efisien.

Sejarah Pendidikan Desa Menur, Mranggen, Demak: Dari Tradisi Keagamaan hingga Pendidikan Formal

Sejarah Pendidikan Desa Menur, Mranggen, Demak: Dari Tradisi Keagamaan hingga Pendidikan Formal

18 Agustus 2025

Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dikenal sebagai pusat pertanian jagung dan padi yang menopang ekonomi lokal. Namun, di balik ladang hijau dan hasil panen yang melimpah, Menur juga memiliki sejarah pendidikan yang kaya mencerminkan semangat masyarakat dalam membangun generasi yang berpengetahuan sekaligus berakar pada nilai-nilai lokal. Sejarah pendidikan di desa ini berkembang dari tradisi keagamaan hingga pendidikan formal, menjadi pilar penting bagi kemajuan desa.

 

Awal Mula Pendidikan: Era Tradisional dan Keagamaan

Pada masa kolonial dan awal kemerdekaan, pendidikan di Desa Menur bersifat informal yang berpusat pada Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Attoyibah, Dukuh Semen. TPQ menjadi wadah utama anak-anak belajar membaca Al-Qur’an, menulis huruf Arab, dan memahami nilai-nilai agama. Pengajian rutin, seperti yang diadakan setiap Ahad pagi, juga menjadi sarana pendidikan karakter dan budaya lokal. Menurut Pak Warsono, ketua kelompok tani Menur “Dulu, anak-anak belajar di TPQ sambil membantu orang tua di sawah. Itu cara kami menjaga tradisi dan ilmu.” Pendidikan informal ini didukung oleh komunitas desa, meski dengan keterbatasan sumber daya.

 

Perkembangan Pendidikan Formal

Pendidikan formal di Menur mulai berkembang dengan berdirinya SD Negeri Menur pada sekitar tahun 1960-an. Sekolah ini menjadi tonggak penting, menyediakan pendidikan dasar bagi anak-anak petani. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, SD Negeri Menur terus meningkatkan fasilitas, seperti ruang kelas dan perpustakaan sederhana, untuk mendukung pembelajaran. Hasil panen jagung dan padi yang menjadi andalan ekonomi desa, membantu keluarga petani membiayai pendidikan anak-anak mereka.

PROGRAM KERJA KKN-T UNDIP TIM 62 KELOMPOK B PEMAKSIMALAN HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI MELALUI DETEKSI PH: EDUKASI SISWA SMAN 1 MRANGGEN DAN PUBLIKASI SOSIAL MEDIA.

PROGRAM KERJA KKN-T UNDIP TIM 62 KELOMPOK B PEMAKSIMALAN HASIL PERTANIAN TANAMAN PADI MELALUI DETEKSI PH: EDUKASI SISWA SMAN 1 MRANGGEN DAN PUBLIKASI SOSIAL MEDIA.

7 Agustus 2025

Pengelolaan tanah secara optimal merupakan langkah penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu indikator penting yang sering kali kurang diperhatikan petani adalah nilai pH tanah. Nilai pH mencerminkan tingkat keasaman atau kebasaan tanah yang memengaruhi ketersediaan unsur hara dan aktivitas mikroorganisme tanah. Dalam rangka meningkatkan kesadaran serta pemahaman tentang pentingnya pH tanah, dilakukan kegiatan edukatif berupa praktikum penggunaan kertas lakmus untuk deteksi pH oleh siswa SMAN 1 Mranggen.

Atasi Hama Burung, Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Bawa Solusi Teknologi Speaker Sensor Tenaga Surya ke Desa Menur

Atasi Hama Burung, Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Bawa Solusi Teknologi Speaker Sensor Tenaga Surya ke Desa Menur

7 Agustus 2025

Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian bagi sebagian besar masyarakat di Desa Menur. Hal tersebut karena petani merupakan pekerjaan mayoritas sekaligus pekerjaan yang  telah diwariskan secara turun temurun. Oleh karena itu, bertani sangat berpengaruh dari segi ekonomi, budaya, bahkan keberlangsungan sosial masyarakat. Hasil pertanian seperti padi dan jagung menjadi komoditas utama yang dibudidayakan oleh warga Desa Menur. Dengan demikian, keberhasilan saat musim tanam dan panen sangat menentukan kesejahteraan para petani dan keluarganya.

Dalam praktiknya, dalam dunia pertanian tidak terlepas dari berbagai tantangan maupun permasalahan, Hama merupakan masalah umum yang dihadapi bagi para petani. Berdasarkan wawancara para petani di Desa Menur, burung adalah hama yang paling mengganggu dan sulit diatasi. Banyaknya burung yang menyerang lahan pertanian, terutama saat menjelang masa panen dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Tanaman yang sudah siap untuk panen, padi yang telah menguning, merupakan sasaran utama kawanan burung. Serangan hama burung tersebut dapat mengakibatkan penurunan hasil panen bahkan merusak lahan yang sangat merugikan petani apabila tidak segera diatasi.

Dari Budaya hingga Teknologi: Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Siswa SMA 1 MRANGGEN Memahami Ketahanan Pangan dari Berbagai Perspektif

Dari Budaya hingga Teknologi: Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Siswa SMA 1 MRANGGEN Memahami Ketahanan Pangan dari Berbagai Perspektif

7 Agustus 2025

Mranggen, 15 Juli 2025 - Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan edukatif bertema ketahanan pangan di SMA Negeri 1 Mranggen, Demak. Kegiatan ini menjadi bagian dari program multidisiplin yang melibatkan kolaborasi mahasiswa dari berbagai jurusan untuk menyampaikan isu Ketahanan Pangan secara komprehensif kepada siswa.

Sejak awal Juli, sebanyak 12 mahasiswa dari rumpun Soshum dan Saintek terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memperkenalkan ketahanan pangan secara menyeluruh baik dari sisi budaya, sejarah, maupun ilmu alam.

Salah satu kegiatan unggulan adalah sesi mengajar kolaboratif di ruang kelas, yang mengangkat tema “Ketahanan Pangan.” Dalam kegiatan ini, mahasiswa dari rumpun Soshum melakukan diskusi interaktif seputar budaya bertani, sejarah pertanian lokal, dan peran petani dalam menjaga keberlanjutan pangan. Diskusi interaktif tidak berangkat tanpa alasan. Selain bertujuan untuk menambah wawasan, mahasiswa KKN juga bertujuan mendorong keberanian siswa untuk berbicara di depan umum, mengemukakan pendapat, serta melatih kemampuan berpikir kritis dalam memahami persoalan pertanian dari berbagai sudut pandang. Sementara itu, mahasiswa dari rumpun Saintek membahas aspek teknis seperti teknologi pertanian, manfaat nanosilika, hingga tantangan produksi pangan di masa depan. Dilakukan pula sesi pemaparan peta penggunaan lahan Desa Menur, Mranggen, Demak. Siswa diajak untuk mengenali potensi serta sebaran lahan produktif di sekitar mereka, sekaligus memahami hubungan antara pemanfaatan ruang dan upaya menjaga ketahanan pangan.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah dan siswa. Mereka mengaku mendapatkan perspektif baru tentang pertanian yang selama ini hanya dipahami secara praktis. Dengan pendekatan lintas disiplin ilmu, tim KKN berharap materi yang disampaikan mampu membuka wawasan generasi muda tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan, baik dari sisi teknologi maupun nilai-nilai sosial budaya.

Kegiatan KKN di SMA Negeri 1 Mranggen ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya dalam membangun kesadaran generasi muda terhadap pentingnya ketahanan pangan. Universitas Diponegoro berkomitmen untuk terus mendorong keterlibatan mahasiswa dalam pengembangan masyarakat melalui program-program KKN yang inovatif, edukatif, dan relevan dengan kebutuhan lokal.

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Kembangkan Alat Penanam Jagung Efisien di Desa Menur

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Kembangkan Alat Penanam Jagung Efisien di Desa Menur

5 Agustus 2025

Mranggen, 26 Juli 2025 — Inovasi teknologi pertanian kini semakin menjangkau wilayah pedesaan, salah satunya melalui alat penanam jagung manual yang diperkenalkan di Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Alat ini hadir sebagai solusi atas tantangan efisiensi dan ketergantungan terhadap tenaga kerja dalam proses penanaman jagung.

Mahasiswa KKN Tim 62 Kelompok B Universitas Diponegoro turut membantu dalam kegiatan penanaman jagung bersama kelompok tani setempat. Selama kegiatan berlangsung, kami mengidentifikasi kebutuhan akan alat bantu tanam yang lebih praktis dan efisien. Menanggapi hal tersebut, tim KKN mengembangkan alat penanam jagung manual yang mampu mempercepat proses tanam dengan akurasi jarak antar benih yang seragam, serta mengurangi beban fisik petani.

Alat ini tidak memerlukan bahan bakar atau listrik, sehingga selain hemat biaya operasional, juga mendukung prinsip pertanian ramah lingkungan. Uji coba di lahan pertanian Desa Menur menunjukkan hasil signifikan: waktu tanam di lahan seluas satu hektar dapat dipangkas hingga kurang dari dua jam, dengan susunan tanam yang lebih teratur.

Konsistensi jarak tanam yang dihasilkan turut menunjang pertumbuhan jagung secara optimal, karena tanaman tidak saling berebut nutrisi, cahaya, dan ruang tumbuh. Hasil panen pun diproyeksikan meningkat. Selain itu, penggunaan alat ini tidak menimbulkan polusi udara, mendukung kualitas lingkungan yang tetap terjaga.

Pengurus RT, RW, dan para petani menyambut baik inovasi ini. Mereka menilai alat tanam sederhana namun efektif ini sebagai jembatan antara metode bertani tradisional dengan tuntutan modernisasi yang berkelanjutan. Inovasi seperti ini dinilai sangat relevan untuk mendukung petani kecil dan menengah dalam meningkatkan produktivitas secara mandiri.

Di tengah meningkatnya kebutuhan pangan nasional dan kerusakan lingkungan, penggunaan alat penanam jagung menjadi cara nyata untuk membantu mewujudkan pertanian yang lebih produktif dan ramah lingkungan. Diharapkan, inovasi ini dapat terus dikembangkan, didukung oleh sinergi antara petani, akademisi, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh dan maju.

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Gelar Edukasi 5R untuk Optimalisasi Gudang Pertanian di Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak

Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B 2025 Gelar Edukasi 5R untuk Optimalisasi Gudang Pertanian di Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak

5 Agustus 2025

Mranggen, 8 Juli 2025 - Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa dari Universitas Diponegoro melaksanakan serangkaian kegiatan di Desa Menur yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat setempat melalui ketahanan pangan padi dan jagung.

Sejak awal bulan Juli, sebanyak 12 mahasiswa dari berbagai program studi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memperkenalkan ketahanan pangan secara menyeluruh baik dari sisi budaya, sejarah, maupun ilmu alam.

Salah satu kegiatan unggulan yang dilaksanakan adalah “Optimalisasi Gudang Pertanian melalui Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)”. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif kelompok tani dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja petani dan kualitas hasil pertanian padi dan jagung. Potensi desa cukup menjanjikan, di mana petani sudah memiliki gudang dan alat pertanian sendiri serta kelompok tani yang aktif. Bahkan, para petani mulai terbuka terhadap penggunaan pupuk atau pestisida berbasis teknologi nano, sehingga semangat untuk meningkatkan kualitas hasil tani semakin besar. Namun, sistem kerja petani dinilai masih bisa ditingkatkan efisiensinya, khususnya dalam pengelolaan gudang dan penyimpanan alat pertanian. Permasalahan yang ditemukan meliputi penataan gudang yang belum optimal, alat pertanian berceceran sehingga menyulitkan petani saat mencari peralatan, serta belum adanya sistem dokumentasi atau konsep perbaikan berkelanjutan.

Dukung Petani Lokal, Tim KKN Undip 62 Angkat Isu Ketahanan Pangan di Mranggen

Dukung Petani Lokal, Tim KKN Undip 62 Angkat Isu Ketahanan Pangan di Mranggen

5 Agustus 2025

26 Juli 2025 - Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Tujuannya untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses yang cukup, aman, dan bergizi terhadap pangan demi kehidupan yang sehat dan aman. Dalam konteks ini, ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada keberlangsungan produksi pertanian yang sehat dan berkompetitif.

Desa Menur terletak di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan lokal. Dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani, desa ini memiliki potensi besar dalam produksi tanaman pangan, khususnya padi sebagai komoditas utama, dan jagung sebagai tanaman tambahan. Namun, potensi ini juga dibayangi oleh berbagai permasalahan klasik yang kerap menghambat produktivitas pertanian, terutama serangan hama dan penyakit tanaman. Hal inilah yang melatar belakangi Tim 62 KKN IDBU Universitas Diponegoro (Undip) Kelompok C untuk mengangkat tema ketahanan pangan sebagai fokus utama program pengabdian mereka.

Kegiatan KKN ini didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Bapak Zaenal Arifin, S.Si., M.Si., F.Med., dari Fakultas Sains dan Matematika Undip. Di bawah bimbingan beliau, Tim KKN melakukan serangkaian kegiatan pengumpulan data dan edukasi berbasis kebutuhan lapangan. Salah satu kegiatan utama adalah melakukan wawancara semi-terstruktur kepada seluruh petani di RW 03 Desa Menur, untuk memetakan potensi, tantangan, serta kebutuhan dalam budidaya tanaman pangan.

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa seluruh petani di RW 03 mengandalkan pupuk bersubsidi dari pemerintah, terutama jenis Urea dan Phonska. Petani sudah cukup terbiasa dengan penggunaannya dan merasa sangat terbantu dari sisi ekonomi. Namun, para petani juga mengungkapkan sejumlah tantangan besar yang menghambat produktivitas. Di antaranya adalah serangan hama walang sangit, yang menyerang malai padi dan menyebabkan bulir gabah menjadi hampa. Hama wereng, yang juga menjadi perhatian serius, dikenal sebagai vektor penyebaran virus tungro yang dapat merusak lahan secara luas. Selain itu, burung pipit yang menyerang menjelang panen serta jamur yang berkembang saat musim hujan, menyebabkan penyakit tanaman seperti blas dan hawar daun.

Respon masyarakat terhadap kegiatan ini sangat positif. Para petani menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan program seperti pelatihan pengendalian hama terpadu dan penggunaan pupuk yang lebih efektif. Mereka mengapresiasi pendekatan partisipatif dari Tim KKN yang benar-benar melibatkan petani sebagai subjek utama dalam pengambilan data dan diskusi solusi.

Hasil dari kegiatan ini, Tim 62 KKN IDBU  Kelompok C Undip membuat dan mendistribusikan infografis edukatif dan poster pertanian. Selain itu, mereka juga ikut serta dalam proses penanaman  padi dan jagung, pemberian Pupuk Nanosilika kepada para petani di RW 03. Pupuk ini dipilih karena kandungan silika yang dapat membantu memperkuat jaringan tanaman, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta meningkatkan pertumbuhan yang lebih sehat. Sehingga beberapa petani mulai mencoba mengaplikasikan pupuk ini secara langsung di lahan mereka sebagai bentuk eksperimen awal.

Dengan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan petani, program ini diharapkan mampu mendorong petani RW 03 Desa Menur untuk lebih siap menghadapi tantangan pertanian, meningkatkan hasil panen, dan ikut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh di tingkat lokal maupun nasional.

Optimalisasi Limbah Jagung dalam Perspektif Statistik

Optimalisasi Limbah Jagung dalam Perspektif Statistik

5 Agustus 2025

Berangkat dari minimnya pendataan valid mengenai kemana larinya limbah jagung yang dihasilkan oleh petani di RW 1 Desa Menur, Mahasiswa anggota Tim KKN-T 62 Undip, Rafiqa, memanfaatkan adanya potensi tersebut dengan berbekal ilmu statistika yang didapat selama berkuliah. Penerapan program kerja monodisiplin Rafiqa dengan judul “Optimalisasi Limbah Jagung dalam Perspektif Statistik” menyasar kelompok tani dari RW 1 Desa Menur, dan pemerataan pengumpulan data dengan survei hasil limbah jagung dari RT 1 hingga RT 7 dengan jumlah 25 petani total. Data berupa frekuensi panen jagung, bagian dari hasil tani jagung yang berpotensi menjadi limbah, serta cara pengelolaan yang umum dilakukan oleh petani RW 1 Desa Menur menghasilkan luaran berupa infografis yang informatif, serta bertujuan meningkatkan motivasi petani di RW 1 Desa Menur untuk kemudian bisa memanfaatkan limbah jagung menjadi lebih berguna.
Dalam infografis yang disusun, terdapat 3 data utama yang perlu diperhatikan. Sebanyak 72% responden petani dapat melakukan panen jagung sebanyak lebih dari 2 kali dalam satu tahun. Dengan luasan sawah masing-masing petani rata-rata seluas 1500 m2, panenan ini tentunya memiliki limbah yang cukup banyak. Bagian jagung yang paling banyak juga dihasilkan dari batang jagung. Dalam infografisnya juga dijelaskan bahwa rata-rata petani hanya membakar limbah jagung yang dihasilkan. Yang mana, hal ini juga tidak bersifat ramah lingkungan atau eco-friendly. Tentunya terdapat beberapa faktor juga yang menyebabkan kurangnya optimalisasi limbah hasil tani jagung,seperti; kurangnya pengetahuan mengenai pengolahan limbah jagung, belum terciptanya insentif atau program daur ulang, kebiasaan yang sudah turun-temurun, serta minimnya sosialisasi dampak pembakaran limbah jagung terhadap lingkungan.

 

Penulis: Almirah Azaria

Survei Produktivitas dan Efisiensi Usaha Tani Padi dan Jagung di Desa Menur

Survei Produktivitas dan Efisiensi Usaha Tani Padi dan Jagung di Desa Menur

5 Agustus 2025

Masih bersinggungan dengan pelaksanaan program kerja milik Rafiqa, hasil survei oleh Dika yang juga merupakan Mahasiswa Statistika memiliki judul “Survei Produktivitas dan Efisiensi Usaha Tani Padi dan Jagung di Desa Menur” tujuan yang serupa, yaitu mengumpulkan dan menganalisis data produktivitas serta efisiensi biaya usaha tani padi dan jagung dari para petani di RW 1 Desa Menur

Dari hasil survei yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis terhadap keuntungan atau kerugian yang diperoleh petani pada musim tanam terakhir. Hasil survei ini dapat menjadi dasar untuk evaluasi dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan efisiensi dan pendapatan petani di masa mendatang.

Terdapat beberapa temuan yang didapat oleh Dika mengenai usaha tani padi dan jagung, seperti penggunaan bibit padi yang digunakan rata-rata adalah Inpari 32 dan IR 64, bibit jagung rata-rata menggunakan NK 212, pupuk yang digunakan rata-rata Pupuk Urea dan NPK Phonska, rata-rata hasil panen di angka 5 hingga 10 kwintal.

Hasil temuan tersebut dituangkan Dika melalui luaran poster yang bertujuan untuk memberikan informasi serta bahan evaluasi petani RW 1 untuk terus berkembang.

Ajak Peduli Pilah Sampah, Emang Bisa Jadi Cuan?

Ajak Peduli Pilah Sampah, Emang Bisa Jadi Cuan?

4 Agustus 2025

Semarang, 6 Juli 2025 - Permasalahan mengenai sampah masih menjadi salah satu fokus utama yang perlu diperhatikan serta dicari solusinya. Berbagai macam jenis sampah seperti hasil industrial maupun hasil rumah tangga menjadi fokus utama dalam permasalahan sampah di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2022, disebutkan bahwa penyumbang terbesar sampah jika dilihat dari sumbernya, sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar sebanyak 39,62%.

Sebagai penyumbang sampah terbesar berdasarkan sumbernya, sampah rumah tangga memiliki jenis sampah yang cukup banyak dan terkadang sulit untuk dipilah. Banyaknya jenis sampah seperti sisa makanan, plastik, logam, kain, karet, kardus, kaca, dan lainnya memiliki potensi yang sangat besar apabila dipilah secara bijak. Berdasarkan urgensi tersebut, pengelolaan sampah rumah tangga dengan gerakan memilah sampah berpotensi menambah nilai ekonomi rumah tangga. Memilah sampah dilakukan dengan mengidentifikasi jenis sampah yang akan dibuang. Jenis sampah dapat dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik.

Berbicara soal potensi memilah sampah, banyak keuntungan yang bisa didapat. Seperti dapat menjadikan setiap jenis sampah yang dipilah untuk didaur ulang. Sehingga, sampah yang dianggap tidak berharga, kini dapat memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Mahasiswa KKNT-62 Undip Jalankan Sosialisasi Ajak Siswa Madrasah Diniyah Desa Menur Mranggen Mengenali dan Mengelola Emosi

Mahasiswa KKNT-62 Undip Jalankan Sosialisasi Ajak Siswa Madrasah Diniyah Desa Menur Mranggen Mengenali dan Mengelola Emosi

4 Agustus 2025

Semarang, 30 Juni 2025 - Mahasiswa Kelompok A KKNT-62 Undip jalankan sosialisasi bertema Kesehatan Mental dengan judul “Sekolah Emosi: Belajar Mengenal dan Mengelola Perasaan”. Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh 15 siswa Madrasah Diniyah Desa Menur. Disusun oleh mahasiswa jurusan Sosial Humaniora dari Universitas Diponegoro, sosialisasi ini berisikan edukasi mengenai pentingnya mengungkapkan serta mengelola perasaan.

Siswa-siswi yang mengikuti sosialisasi Sekolah Emosi dipaparkan materi tentang pengertian Emotional Intellegence atau Kecerdasan Emosional, tujuan, serta strategi mengatasi emosi negatif oleh Mahasiswa Ilmu Psikologi Universitas Diponegoro. Paparan materi tersebut juga diimbangi oleh Quiz interaktif yang meningkatkan antusiasme, serta berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan sosialisasi yang dilaksanakan.

Farokah selaku Tenaga Kependidikan MTs Menur Rohmaniyyah menyatakan dukungan penuh atas sosialisasi yang dilakukan oleh Mahasiswa KKNT-62 Undip. Pada saat sosialisasi berlangsung, diungkapkan bahwa pengajaran mengenai pengenalan emosional siswa-siswa setingkat Sekolah Dasar masih belum diajarkan serta dikembangkan dengan baik.

Dengan dilaksanakannya sosialisasi ini, siswa-siswi Sekolah Dasar di Desa Menur mampu mengenal dan memiliki kecerdasan emosional sejak dini. Hal ini dibuktikan melalui hasil post-test survey yang diisi oleh siswa-siswi yang memiliki pemahaman baru setelah pemaparan materi berlangsung.

 

Penulis: Almirah Azaria