
Pengelolaan tanah secara optimal merupakan langkah penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu indikator penting yang sering kali kurang diperhatikan petani adalah nilai pH tanah. Nilai pH mencerminkan tingkat keasaman atau kebasaan tanah yang memengaruhi ketersediaan unsur hara dan aktivitas mikroorganisme tanah. Dalam rangka meningkatkan kesadaran serta pemahaman tentang pentingnya pH tanah, dilakukan kegiatan edukatif berupa praktikum penggunaan kertas lakmus untuk deteksi pH oleh siswa SMAN 1 Mranggen.

Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025, dengan metode interaktif berupa diskusi, praktik langsung, dan pemutaran video tutorial. Para siswa mempelajari cara sederhana mendeteksi pH tanah menggunakan kertas lakmus. Prosedurnya cukup mudah: pertama, tanah dihomogenisasi dengan air suling atau air netral, kemudian kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan tersebut, dan hasilnya dibandingkan dengan skala warna indikator pH. Warna yang muncul menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan tanah.
Deteksi pH tanah memiliki sejumlah manfaat penting. Di antaranya adalah penentuan jenis tanaman atau varietas yang cocok, menghindari potensi keracunan akibat ketidakseimbangan unsur hara tertentu, serta memberikan panduan dalam pemberian pupuk dan pestisida. Dengan pemahaman ini, petani dapat meningkatkan hasil panen baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Hasil uji pH di Desa Menur menunjukkan kisaran pH 6,7–7. Nilai ini tergolong netral dan ideal untuk berbagai jenis tanaman, seperti padi, jagung, gandum, dan kedelai. Studi oleh Du et al. (2024) menyatakan bahwa tanah dengan pH sekitar 7 merupakan kondisi optimal bagi pertumbuhan berbagai tanaman pangan. Hal ini sejalan dengan temuan Zhang et al. (2023), yang menunjukkan bahwa pH >6,5 berkontribusi signifikan terhadap peningkatan hasil panen.
Selain sebagai indikator tanah, pH juga dapat digunakan dalam deteksi patogen. Ekstrak kol ungu, misalnya, dapat dijadikan indikator alami karena mengandung antosianin yang berubah warna sesuai tingkat pH. Studi oleh Abdelkader et al. (2024) bahkan menunjukkan penggunaan indikator pH berbasis film untuk mengamati aktivitas mikroba patogen berdasarkan perubahan warna.
Kegiatan ini tidak hanya memberi pengetahuan baru kepada siswa, tetapi juga membuka wawasan masyarakat bahwa teknologi sederhana seperti kertas lakmus memiliki dampak besar terhadap efisiensi pertanian. Dengan mengetahui pH tanah, petani dapat menentukan tindakan tepat untuk mengelola lahannya secara berkelanjutan. Kegiatan edukatif seperti ini diharapkan dapat terus diperluas agar generasi muda semakin terlibat aktif dalam inovasi pertanian dan ketahanan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Du, L., Zhang, Z., Chen, Y., Wang, Y., Zhou, C., Yang, H., & Zhang, W. 2024. Heterogeneous impact of soil acidification on crop yield reduction and its regulatory variables: A global meta-analysis. Field Crops Research, 319, 109643. https://doi.org/10.1016/j.fcr.2024.109643
Zhang, S., Zhu, Q., de Vries, W., Ros, G. H., Chen, X., Muneer, M. A., Zhang, F., & Wu, L. 2023. Effects of soil amendments on soil acidity and crop yields in acidic soils: A world-wide meta-analysis. Journal of Environmental Management, 345, 118531. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2023.118531