
Desa Menur merupakan salah satu desa di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, dengan karakteristik wilayah yang dominan agraris. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan sawah dan ladang yang produktif. Desa ini terletak di bagian barat Kabupaten Demak dan berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Letaknya yang strategis membuat akses ke berbagai fasilitas dan wilayah penunjang menjadi lebih mudah. Kondisi geografis ini mendukung aktivitas pertanian sebagai bagian penting dari kehidupan Masyarakat.
Masyarakat Desa Menur memanfaatkan lahan pertanian untuk berbagai keperluan, terutama untuk produksi pangan rumah tangga dan komersial. Komoditas yang paling banyak dibudidayakan adalah padi dan jagung, yang ditanam secara musiman. Aktivitas ini menjadi bagian dari sistem pertanian keluarga yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Lahan pertanian memiliki peran vital tidak hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga ketahanan pangan lokal. Namun, seiring dengan perkembangan wilayah sekitar, muncul tantangan baru dalam pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Alih fungsi lahan, perubahan iklim, dan kurangnya kesadaran spasial menjadi beberapa tantangan utama yang dihadapi masyarakat. Banyak generasi muda yang belum memiliki pemahaman mendalam mengenai pentingnya tata guna lahan yang berkelanjutan. Rendahnya literasi spasial menyebabkan kurangnya perhatian terhadap distribusi dan pemanfaatan ruang desa secara optimal. Padahal, pengetahuan tentang kondisi lahan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan untuk masa depan pertanian. Untuk itu, pendekatan edukatif dan partisipatif sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.
Melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IDBU Tahun 2025, Tim 62 Kelompok B Universitas Diponegoro hadir di Desa Menur dengan mengangkat tema ketahanan pangan. Program ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan lahan pertanian secara berkelanjutan melalui pendekatan yang melibatkan masyarakat. Salah satu fokus kegiatan adalah peningkatan literasi spasial bagi pelajar dan warga setempat. Edukasi ini dilakukan melalui pengenalan peta dan fungsi spasial dalam konteks pertanian desa. Pelibatan generasi muda diharapkan dapat membentuk agen perubahan dalam pemanfaatan ruang desa ke depan.
Sebagai salah satu output program kerja, tim menyusun peta penggunaan lahan pertanian di Desa Menur. Peta ini menggambarkan distribusi lahan agrisawah, agriladang, permukiman, dan elemen lainnya secara visual. Proses penyusunan dilakukan dengan mengacu pada data spasial seperti Peta Rupa Bumi Indonesia dan OpenStreetMap, serta observasi langsung di lapangan. Pemetaan ini juga menjadi media pembelajaran praktis dalam mengenalkan pentingnya tata ruang kepada masyarakat, khususnya pelajar. Dengan peta ini, informasi tentang potensi lahan menjadi lebih mudah dipahami dan dimanfaatkan secara tepat.
Peta yang dihasilkan tidak hanya menjadi dokumentasi visual, tetapi juga alat strategis dalam mendukung program ketahanan pangan desa. Melalui pendekatan partisipatif, masyarakat dilibatkan dalam proses identifikasi dan verifikasi langsung di lapangan. Hal ini menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap pemanfaatan ruang yang ada. Ke depan, diharapkan hasil pemetaan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah desa, sekolah, dan masyarakat umum sebagai bahan perencanaan pembangunan berbasis potensi lokal. Dengan demikian, upaya menuju desa yang mandiri dan berkelanjutan dapat diwujudkan secara bersama-sama.