
Mranggen, 8 Juli 2025 - Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa dari Universitas Diponegoro melaksanakan serangkaian kegiatan di Desa Menur yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat setempat melalui ketahanan pangan padi dan jagung.
Sejak awal bulan Juli, sebanyak 12 mahasiswa dari berbagai program studi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memperkenalkan ketahanan pangan secara menyeluruh baik dari sisi budaya, sejarah, maupun ilmu alam.
Salah satu kegiatan unggulan yang dilaksanakan adalah “Optimalisasi Gudang Pertanian melalui Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)”. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif kelompok tani dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja petani dan kualitas hasil pertanian padi dan jagung. Potensi desa cukup menjanjikan, di mana petani sudah memiliki gudang dan alat pertanian sendiri serta kelompok tani yang aktif. Bahkan, para petani mulai terbuka terhadap penggunaan pupuk atau pestisida berbasis teknologi nano, sehingga semangat untuk meningkatkan kualitas hasil tani semakin besar. Namun, sistem kerja petani dinilai masih bisa ditingkatkan efisiensinya, khususnya dalam pengelolaan gudang dan penyimpanan alat pertanian. Permasalahan yang ditemukan meliputi penataan gudang yang belum optimal, alat pertanian berceceran sehingga menyulitkan petani saat mencari peralatan, serta belum adanya sistem dokumentasi atau konsep perbaikan berkelanjutan.

Hal ini mendorong mahasiswa KKN-T UNDIP Tim 62 Kelompok B untuk memberikan solusi melalui penerapan prinsip lean, khususnya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) agar tata kelola gudang lebih efisien. Program ini dilaksanakan dengan metode sosialisasi dan edukasi melalui modul visual 5R serta diskusi interaktif bersama petani di rumah kelompok tani, observasi lapangan di gudang penyimpanan hasil panen dan alat pertanian, implementasi bertahap yaitu praktik langsung penerapan 5S dan perbaikan tata letak alat dan pupuk, serta monitoring ringan melalui dokumentasi before–after sebagai bahan evaluasi. Dalam pelaksanaannya, Ibu Salamah selaku narasumber dan perwakilan kelompok tani, bersama para petani padi dan jagung aktif, turut mendukung penuh program ini. Hasilnya, petani memperoleh pemahaman mengenai pentingnya penerapan 5R dalam menciptakan gudang yang efektif, rapi, dan bersih, sehingga mendukung produktivitas pertanian. Poster edukasi tentang 5R juga ditempel di gudang sebagai pengingat visual.
Kendala yang dihadapi relatif minim, hanya keterbatasan sumber daya sehingga penerapan tidak dapat dilakukan ke seluruh lumbung di Desa Menur. Meski demikian, kegiatan ini mendapat respons positif dari petani yang siap menerapkan 5R secara berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, diharapkan konsep manajemen gudang berbasis 5R dapat terus dijalankan dan menjadi kebiasaan yang mendukung ketahanan pangan di Desa Menur.
Kegiatan KKN di Desa Menur ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ketahanan pangan.