Logo Desa Menur

Desa Menur

Website Resmi Pemerintah Desa Menur

Sejarah Pendidikan Desa Menur, Mranggen, Demak: Dari Tradisi Keagamaan hingga Pendidikan Formal

18 Agustus 2025

Gambar 1

Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dikenal sebagai pusat pertanian jagung dan padi yang menopang ekonomi lokal. Namun, di balik ladang hijau dan hasil panen yang melimpah, Menur juga memiliki sejarah pendidikan yang kaya mencerminkan semangat masyarakat dalam membangun generasi yang berpengetahuan sekaligus berakar pada nilai-nilai lokal. Sejarah pendidikan di desa ini berkembang dari tradisi keagamaan hingga pendidikan formal, menjadi pilar penting bagi kemajuan desa.

 

Awal Mula Pendidikan: Era Tradisional dan Keagamaan

Pada masa kolonial dan awal kemerdekaan, pendidikan di Desa Menur bersifat informal yang berpusat pada Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Attoyibah, Dukuh Semen. TPQ menjadi wadah utama anak-anak belajar membaca Al-Qur’an, menulis huruf Arab, dan memahami nilai-nilai agama. Pengajian rutin, seperti yang diadakan setiap Ahad pagi, juga menjadi sarana pendidikan karakter dan budaya lokal. Menurut Pak Warsono, ketua kelompok tani Menur “Dulu, anak-anak belajar di TPQ sambil membantu orang tua di sawah. Itu cara kami menjaga tradisi dan ilmu.” Pendidikan informal ini didukung oleh komunitas desa, meski dengan keterbatasan sumber daya.

 

Perkembangan Pendidikan Formal

Pendidikan formal di Menur mulai berkembang dengan berdirinya SD Negeri Menur pada sekitar tahun 1960-an. Sekolah ini menjadi tonggak penting, menyediakan pendidikan dasar bagi anak-anak petani. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, SD Negeri Menur terus meningkatkan fasilitas, seperti ruang kelas dan perpustakaan sederhana, untuk mendukung pembelajaran. Hasil panen jagung dan padi yang menjadi andalan ekonomi desa, membantu keluarga petani membiayai pendidikan anak-anak mereka.

Gambar 3

Integrasi Pertanian dan Pendidikan

Pendidikan di Menur tidak lepas dari kehidupan agraris. Anak-anak diajarkan mencintai pertanian sejak dini, baik melalui praktik di sawah bersama orang tua maupun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Pak Warsono menjelaskan, “Kami ajak anak-anak ke ladang, supaya mereka tahu asal-usul makanan dan pentingnya kerja keras.” Selain itu, kegiatan posyandu bulanan di empat RW, yang mencakup pemberian vitamin A dan imunisasi gratis, mendukung kesehatan anak-anak usia sekolah, memastikan mereka dapat belajar dengan optimal.

 

Pendidikan Modern dan Potensi Masa Depan

Sejarah pendidikan Desa Menur menunjukkan perjalanan panjang dari pengajian sederhana di masjid hingga pendidikan formal di SD Negeri Menur. Dukungan dari hasil pertanian jagung dan padi memungkinkan anak-anak desa mengakses pendidikan, sementara tradisi keagamaan memperkuat karakter mereka. Dengan semangat petani seperti Pak Warsono dan Ibu Siti, Menur terus membangun generasi yang berpendidikan, menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemajuan.

 

Daftar Pustaka

1. Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak. (2021). Ubinan Jagung di Desa Menur Mranggen. Diakses dari https://demakkab.bps.go.id. 

2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Data Pokok SD Negeri Menur. Diakses dari https://dapo.dikdasmen.

3. SEJAHTERA. (2023). Profil Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

4. Wikipedia. (2006). Mranggen, Demak. Diakses dari https://id.wikipedia.org.