
Pada hari Rabu, 9 Juli 2025, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Semarang Tim 62 Kelompok B melaksanakan kegiatan pengenalan dan pembagian pupuk nanosilika kepada kelompok tani dan masyarakat di RW 02, Desa Menur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja unggulan KKN Undip dalam memperkenalkan teknologi pertanian ramah lingkungan berbasis nanoteknologi kepada masyarakat desa.
Pupuk Nanosilika Mestaku merupakan pupuk berbasis nanoteknologi yang diformulasikan khusus untuk memberikan nutrisi silika dalam ukuran partikel <10 nanometer, sehingga sangat mudah diserap oleh tanaman. Pupuk ini dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, serta mendukung pertanian berkelanjutan yang hemat biaya dan efisien.

Pupuk nanosilika memiliki berbagai manfaat unggul, antara lain:
● Mengurangi kebutuhan pupuk Nitrogen dan Fosfat hingga 50% dari dosis standar.
● Memperkuat akar dan batang tanaman agar tidak mudah roboh, terutama saat musim hujan.
● Meningkatkan daya tahan terhadap hama dan penyakit.
● Membuat daun lebih lebar, hijau segar, dan tidak mudah rontok.
● Dapat dicampur dengan nutrisi, pestisida, atau fungisida tanpa menurunkan efektivitas.
● Meningkatkan mutu dan hasil panen, baik dari segi jumlah maupun kualitas.
Pengaplikasian Pupuk Nanosilika terhadap tanaman padi & jagung
● Semprotkan merata pada daun tanaman
● Waktu penyemprotan yaitu saat matahari tidak terlalu Terik atau saat mulut daun tanaman terbuka, pagi pukul 7-9 dan sore pukul 3-5.
Sosialisasi dilakukan secara interaktif dan dilengkapi dengan poster panduan. Sebagai bentuk dukungan konkret, para petani juga menerima satu botol pupuk nanosilika untuk diuji coba langsung di lahan masing-masing.
Pak Kholil, salah satu petani yang telah mencoba langsung pupuk nanosilika yang dibagikan, memberikan kesan positif, “Saya sudah pakai di beberapa tanaman. Alhamdulillah hasilnya bagus. Daunnya jadi lebih hijau, batangnya kelihatan kokoh dan kuat. Ini beda sama pupuk yang biasa saya pakai,” ungkapnya.
Sementara itu, Bu Ngadira sebagai warga Desa Menur yang juga menjadi salah satu petani yang menerima pupuk nanosilika, mengaku bahwa pupuk berbasis nanosilika ini merupakan hal baru bagi petani setempat. “Di sini biasanya pakai urea, phonska, NPK gitu aja. Pupuk nanosilika ini baru banget kami dengar. Tapi kalau manfaatnya bagus dan bisa bantu tanaman lebih kuat, kami jadi tertarik untuk coba,” ujar Bu Ngadira.
Bapak Warsono selaku Ketua Kelompok Tani RW 02 Sri Rejeki, turut memberikan dukungan, “Biasanya kami hanya tahu pupuk biasa. Kalau pupuk nanosilika ini memang bisa memperkuat tanaman dan membuat hasil panen lebih bagus, kami tentu sangat terbantu.”
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UNDIP di Desa Menur, Bapak Zaenal Arifin, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat membuka wawasan petani terhadap pemanfaatan teknologi baru dalam pertanian. “Pupuk nanosilika adalah salah satu bentuk inovasi yang dapat membantu petani meningkatkan produktivitas tanpa menambah beban biaya secara berlebihan,” ujar Bapak Zaenal.
Sementara itu, mitra pengembang pupuk, Prof. Agus, menambahkan “Kami senang produk ini bisa langsung digunakan oleh masyarakat desa. Harapannya produk ini bukan hanya bermanfaat pada panen, tetapi juga pada kesadaran akan pentingnya inovasi dalam pertanian.”
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat baru dalam pembangunan pertanian desa berbasis inovasi dan keberlanjutan, serta membuka ruang kolaborasi lebih luas antara akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat tani.
🌐 Untuk informasi lebih lanjut tentang produk, kunjungi semestaagroteknologi.com