
26 Juli 2025 - Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Tujuannya untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses yang cukup, aman, dan bergizi terhadap pangan demi kehidupan yang sehat dan aman. Dalam konteks ini, ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada keberlangsungan produksi pertanian yang sehat dan berkompetitif.
Desa Menur terletak di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan lokal. Dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani, desa ini memiliki potensi besar dalam produksi tanaman pangan, khususnya padi sebagai komoditas utama, dan jagung sebagai tanaman tambahan. Namun, potensi ini juga dibayangi oleh berbagai permasalahan klasik yang kerap menghambat produktivitas pertanian, terutama serangan hama dan penyakit tanaman. Hal inilah yang melatar belakangi Tim 62 KKN IDBU Universitas Diponegoro (Undip) Kelompok C untuk mengangkat tema ketahanan pangan sebagai fokus utama program pengabdian mereka.
Kegiatan KKN ini didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Bapak Zaenal Arifin, S.Si., M.Si., F.Med., dari Fakultas Sains dan Matematika Undip. Di bawah bimbingan beliau, Tim KKN melakukan serangkaian kegiatan pengumpulan data dan edukasi berbasis kebutuhan lapangan. Salah satu kegiatan utama adalah melakukan wawancara semi-terstruktur kepada seluruh petani di RW 03 Desa Menur, untuk memetakan potensi, tantangan, serta kebutuhan dalam budidaya tanaman pangan.
Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa seluruh petani di RW 03 mengandalkan pupuk bersubsidi dari pemerintah, terutama jenis Urea dan Phonska. Petani sudah cukup terbiasa dengan penggunaannya dan merasa sangat terbantu dari sisi ekonomi. Namun, para petani juga mengungkapkan sejumlah tantangan besar yang menghambat produktivitas. Di antaranya adalah serangan hama walang sangit, yang menyerang malai padi dan menyebabkan bulir gabah menjadi hampa. Hama wereng, yang juga menjadi perhatian serius, dikenal sebagai vektor penyebaran virus tungro yang dapat merusak lahan secara luas. Selain itu, burung pipit yang menyerang menjelang panen serta jamur yang berkembang saat musim hujan, menyebabkan penyakit tanaman seperti blas dan hawar daun.
Respon masyarakat terhadap kegiatan ini sangat positif. Para petani menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan program seperti pelatihan pengendalian hama terpadu dan penggunaan pupuk yang lebih efektif. Mereka mengapresiasi pendekatan partisipatif dari Tim KKN yang benar-benar melibatkan petani sebagai subjek utama dalam pengambilan data dan diskusi solusi.
Hasil dari kegiatan ini, Tim 62 KKN IDBU Kelompok C Undip membuat dan mendistribusikan infografis edukatif dan poster pertanian. Selain itu, mereka juga ikut serta dalam proses penanaman padi dan jagung, pemberian Pupuk Nanosilika kepada para petani di RW 03. Pupuk ini dipilih karena kandungan silika yang dapat membantu memperkuat jaringan tanaman, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta meningkatkan pertumbuhan yang lebih sehat. Sehingga beberapa petani mulai mencoba mengaplikasikan pupuk ini secara langsung di lahan mereka sebagai bentuk eksperimen awal.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan petani, program ini diharapkan mampu mendorong petani RW 03 Desa Menur untuk lebih siap menghadapi tantangan pertanian, meningkatkan hasil panen, dan ikut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh di tingkat lokal maupun nasional.